Cara Mengembangkan Diri (bareng Dr. Jordan B. Peterson)



Kenapa (dalam jenis buku) ada genre "Pengembangan-Diri", tapi tidak ada genre "Kemunduran-Diri"?

Kebetulan, pada saat kuliah aku mengambil jurusan Psikologi, jurusan yang agak sulit ketika mendefinisikan objek apa yang dipelajari. Aku lebih suka mengatakan bahwa mahasiswa/i jurusan Psikologi itu dalam kesehariannya mempelajari jiwa seseorang. Enggak ada yang tau bentuknya seperti apa, bener-bener abstrak, tapi aku harus tetap mempelajarinya.

Di jurusan inilah, perjalananku dalam dunia pengembangan diri dimulai. Entah mengapa, aku tidak suka membaca buku bergenre fiksi dengan alasan yang cukup sederhana: "Buku tersebut (fiksi) tidak akan membantuku melewati kehidupan nyata, karena isinya khayalan semua."

Genre "Pengembangan Diri" selalu membuatku terpesona dengan insight-insight baru yang aku dapatkan. Karena hal tersebut, aku sempat menantang diriku untuk menyelesaikan buku tentang pengembangan diri dalam 1 minggu. Dengan rasa terpesona dan semangat untuk tetap mendapatkan insight-insight baru, aku berhasil melakukannya selama 2 bulan (8 buku). Dan setelah itulah, pandanganku terhadap pengembangan diri berubah.

Aku sadar bahwa aku hanya ingin mendapatkan insight-insight baru dari buku yang aku baca, bukan untuk mempraktikkan insight-insight yang aku dapatkan dari buku tersebut. Sejauh ini, alasan yang terpikirkan olehku kenapa aku melakukan hal tersebut adalah agar aku mengetahui banyak hal. Mengetahui banyak hal memiliki efek yang berbeda dengan mempraktikkan pengetahuan yang diketahui ke dalam hidupku. Seperti melakukan push up, kita tidak bisa melakukannya dengan hanya memikirkannya, kita harus melakukannya.

Setelah perubahan pandanganku tentang pengembangan diri, aku coba menekan tombol "pause" dalam kehidupanku dan mulai merumuskan apa yang ingin aku capai di masa depan. Aku akui, proses perumusan ini sangatlah sulit karena banyak hal yang aku ingin capai di masa depan, seperti rumah, gaji yang besar, membentuk sebuah keluarga, membeli mobil, dan masih banyak lagi. Karena kesulitan tersebut, aku sempat memberhentikan proses perumusan tersebut, mungkin lebih spesifiknya karena aku tidak tau batasan seperti apa yang harus aku terapkan pada hal-hal yang ingin aku capai.

Seperti orang pada umumnya (aku harap kamu bukan salah satunya), aku menunda perumusan tersebut dengan "berselancar" di YouTube. Karena keunikan algoritmenya, aku berakhir di salah satu video pak Dr. Jordan B. Peterson (JBP), dan pada saat itu juga keinginanku untuk melanjutkan proses perumusan tersebut muncul kembali.

Dalam video tersebut, ia memberikan "blueprint" yang memudahkan proses perumusan tersebut, yang dipecah kedalam 4 langkah:
  1. Selama 3-5 tahun kedepan, coba bayangkan:
    -
    Seperti apa hubungan pertemananmu terlihat?
    -Bagaimana terlihatnya hubungan intimmu?
    -Bagaimana kamu tetap mengedukasi dirimu?
    -Bagaimana cara kamu menangani godaan-godaan (seperti alkohol, narkoba, dsj)?
    -Bagaimana kamu menjaga kesehatan dirimu secara mental dan fisik?
    -Apa tujuan dari karirmu?
    -Apa yang akan kamu lakukan terhadap kehidupan diluar pekerjaan?
  2. Pikirkan baik-baik, tuliskan jawabannya selama 20 menit dan bayangkan bagaimana jadinya hidupmu bila itu berjalan sesuai dengan yang kamu inginkan.
  3. Sekarang, bayangkan jika kelemahanmu, kekuranganmu, dan godaan-godaan menguasai dirimu, bagaimana hidupmu terlihat dalam 5 tahun?
  4. Setelah mendapatkan jawaban dan dua bayangan dari langkah sebelumnya, sekarang gabungkan ketiga hal tersebut dan susun menjadi rencana yang konkrit dan detail.
Pak JBP juga berpesan bahwa ketika kamu menulis rencana tersebut, jangan menjadi seorang perfeksionis; Langsung tuliskan apa yang kamu pikirkan, lalu langsung praktikan apa yang kamu tulis, lalu revisi apa yang kamu tulis.

Karena menurutnya:
"It is better to do it badly than to not do it at all."
Berdasarkan pertanyaan yang aku lontarkan di awal, seakan-akan semesta (biar kayak anak Indie) mewajibkan kita untuk mengembangkan diri kita.

But, why?

Untuk saat ini, mari kita biarkan pertanyaan itu tetap terbuka.

Comments

Popular posts from this blog

Pe eM eS

Perbedaan Manusia dan Binatang