The Art of Living itu Lama, tapi Hidup itu Sebentar
Tulisan ini diketik setelah tiga hari gua berulang tahun.
Pada umumnya, orang yang berusia 20 tahun akan mengalami kecemasan terhadap hal apa saja yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan di masa depan. Iya betul, gua lagi ngalamin itu saat ini.
Kalo yang kenal sama gua pasti tau ketertarikan gua akan hal yang berbau motivasi, kebijaksanaan, dan quotes tentang kehidupan, dan dalam merumuskan hal apa yang harus dilakukan kedepannya gua terjebak di antara cara praktikal dan cara rasional (kayak perdebatan yang terjadi di filsafat).
Cara praktikal itu kayak aliran empirisme, yang ketika kita ingin mendapatkan sebuah ilmu kita harus merasakannya langsung, landasannya adalah pengalaman. Sedangkan cara rasional itu kayak aliran rasionalisme, yang bisa mendapatkan sebuah pemahaman melalui pemikiran, landasannya adalah pikiran.
Dari gua pribadi yang melandasi hal untuk melakukan sebuah hal yang praktikal adalah Gary Vaynerchuck yang selalu mentuhankan kata "hustle", sedangkan landasan untuk melakukan hal yang rasional adalah pikiran gua pribadi (ketika harus praktikal setiap waktunya, itu akan menghabiskan waktu yang lama).
Ibaratnya seperti ini, ketika kita ingin jalan ke arah utara menggunakan kompas tapi kita gatau cara nentuin arahnya (mikir/rasional) dan kita tetap jalan sesuai dengan keyakinan kita, intinya "just do it" lah (praktikal abis). Bumi memang bulat, pada akhirnya kita akan sampe ke tujuan awal kita tapi memakan waktu yang lama. Coba misalkan kita tau cara ngarahin kompasnya dari awal, kita akan mencapai tujuan kita lebih cepat bukan?
Tapi itulah tantangannya, pada awalnya kita pun belum punya stok pengetahuan yang kuat untuk berpikir, dan untuk memperbanyak stok pengetahuan yang banyak kita harus mengumpulkannya melalui pengalaman. Jadi mana yang bener?
Ini adalah sebuah fenomena koin dengan dua sisi, hal yang tidak perlu diperdebatkan karena bukan sesuatu yang terpisah melainkan saling melengkapi.
Hal yang sedang coba adalah memperbanyak stok pengetahuan gua dengan membaca buku, keliling di google, ataupun ngobrol dengan orang yang sudah berpengalaman di bidang yang gua minati. Dengan cara ini, at least gua belajar untuk "nentuin arah kompas" biar sesuai tujuan dulu, baru setelah itu "jalan".
Ini pemikiran gua sejauh ini.
#PeaceLovePositivity
Comments
Post a Comment