"This is What I Knew About Productivity"
"pro·duc·tiv·i·ty -/ˌprōˌdəkˈtivədē,ˌprädəkˈtivədē/- Is the state or quality of producing something, especially crops."
Pada salah satu video, saya menyebutkan bahwa saya adalah seseorang yang memiliki minat pada bidang hacking productivity. Saya memiliki pemikiran bahwa produktif adalah suatu hal yang sangat "keren" dan menyenangkan, tapi menjadi seseorang yang produktif sangat sulit karena bukan hanya kemauan yang harus terlibat, tapi salah satunya ada kreativitas, pengetahuan, dan mungkin relasi.
Baru-baru ini saya membaca buku The Art of Living yang ditulis oleh Erich Fromm yang merupakan salah satu tokoh psikologi besar, mungkin alasan saya membeli buku ini adalah karena saya pada dasarnya adalah mahasiswa jurusan psikologi. Dalam buku ini ada salah satu bagian yang membuat saya sangat terfokus sekaligus senang membacanya, bagian itu berjudul "Menjadi dan Produktivitas (Being and Productivity)". Erich Fromm mendefinisikan produktivitas sebagai:
Kemampuan manusia untuk menggunakan kekuatan-kekuatan yang ada padanya serta untuk mewujudkan berbagai potensi dalam dirinya. Produktivitas berarti bahwa seseorang mengalami dirinya sendiri sebagai penubuhan dari kekuatan-kekuatannya dan sebagai sang 'aktor', bahwa dia merasa dirinya sendiri sebagai subjek dari kekuatan-kekuatan tersebut, bahwa dia tidak teralienasi dari kekuatan-kekuatannya, yang berarti bahwa berbagai kekuatan itu tidak disembunyikan darinya dan beralih rupa menjadi sebuah objek, orang, atau institusi yang didewakan. Dan orang yang produktif sanggup memberi hidup pada apa saja yang disentuhnya.
Gunakan waktu anda untuk membaca kalimat di atas, karena saya sendiri harus membaca berulang kali sampai saya bisa memahaminya.
Produktifitas adalah salah satu cara saya untuk menangkal datangnya rasa kebosanan, kebosanan adalah ketika anda tidak tahu apa yang akan anda lakukan ataupun ketika anda sedang melakukan sesuatu tetapi anda tidak merasakan sesuatu yang menarik minat anda. Tapi, Erich Fromm (buku ini benar-benar mengubah saya) mendefinisikan kebosanan sebagai:
Kebosanan berasal dari fakta bahwa manusia telah sepenuhnya menjadi sebuah instrumen, bahwa dia tidak sanggup membuat inisiatif, bahwa dia merasa bukan sebagai pihak yang bertanggung jawab, bahwa dia merasa tak lebih sebagai sebuah sekrup dalam suatu mesin yang dapat orang gantikan dengan yang lain sewaktu-waktu.
Dari definisinya, saya mendapat poin lain bahwa kebosanan sebenarnya disebabkan juga dengan kita yang menjadi pasif.
"Trus bagaimana caranya biar kita tetap produktif?" This is the question of the day right? Saya menemukan dua cara dari Tim Ferriss yang sesuai dengan saya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kedua cara tersebut adalah:
- BlockingCara ini adalah ketika anda memutuskan untuk menyediakan waktu (entah itu kisaran menit atau jam) yang difokuskan untuk mengerjakan satu pekerjaan atau kegiatan saja. Ingat, hanya satu pekerjaan atau kegiatan. Berikut adalah salah satu contoh blocking pada Google Calendar saya:
- OutsourcingSebenarnya cara ini Tim gunakan dalam berbisnis, tapi saya menemukan persamaan dengan pekerjaan kita sehari-hari. Outsourcing adalah penyerahan tugas kepada orang lain (atau mungkin yang lebih ahli) yang akan menambah total waktu anda dalam mengerjakan hal yang lebih penting. Contoh ketika anda harus mencuci baju tetapi anda harus mengerjakan suatu presentasi yang akan ditampilkan 1 jam kemudian, maka anda akan mengoutsourcingkan tugas mencuci baju anda kepada tukang cuci (laundry) untuk melakukannya.
Hal terakhir yang harus anda pertanyakan ketika anda mengerjakan sesuatu atau berada dalam suatu tim adalah: "Apakah saya berusaha menjadi produktif atau aktif?".
"Focus on being productive instead of being busy."
Yang menginspirasi:
Comments
Post a Comment