Jika Ingin Dewasa, Berhentilah Menjadi Orang Baik
"Iyalah, gua kan orang baik!"
"Orang baik gak ngomong dirinya baik..."
"Ya gua kan orang baik yang lain dari yang lain!"
"(terserah)"
Aku yakin semua yang ngebaca post ini pasti ingin menjadi orang yang baik, tapi sebelum mendalami maksud dari judul di atas, aku ingin kalian jawab dua pertanyaan ini terlebih dahulu:
1. Emang "orang baik" itu seperi apa sih?
2. Kalian ingin menjadi orang yang baik atau dipandang sebagai orang yang baik?
Oke udah dipegang ya jawabannya masing-masing, sekarang tonton video ini terlebih dahulu:
Nah, dalam video tersebut seorang psikolog bernama Dolly Chugh bertanya "What if your attachment to being a "good" person is holding you back from actually becoming a better person?"
Bu Dolly melakukan sebuah penelitian yang menyatakan bahwa orang-orang yang ingin menjadi "orang baik" cenderung terbatasi dalam pengembangan hidupnya, untuk mengembangkan hidup ke arah yang lebih baik.
Hal ini disebabkan karena kita sangat peduli dengan identitas moral pribadi, ketika kita diberitahu bahwa kita menyakiti/menyinggung perasaan orang lain, kita cenderung akan masuk ke "red zone defensiveness". Nah, di zona ini kita cenderung mempertahankan identitas "orang baik" kita ketimbang belajar dari kesalahan yang telah kita perbuat.
Yang bisa aku dapetin dari video di atas adalah kita memang harus praktikal dalam merumuskan kehidupan yang lebih baik, dan ketika kita masuk ke "red zone defensiveness" atau menurutku bisa disebut dengan luar zona nyaman kita, itulah tempat dimana kita harus berorientasi untuk belajar dari kesalahan yang kita buat dan tingak mengulanginya kembali. Karena perkembangan/pertumbuhan jarang terjadi di zona nyaman kita.
Jika kita melepaskan kebutuhan kita untuk menjadi "orang baik", kita punya ruangan untuk belajar dari kesalahan kita dan menjadi orang yang lebih baik.
"In every other part of our lives, we give ourselves room to grow -- except in this one (moral identity), where it matters most."
Comments
Post a Comment