Posts

Showing posts from 2018

The Art of Living itu Lama, tapi Hidup itu Sebentar

Image
Tulisan ini diketik setelah tiga hari gua berulang tahun. Pada umumnya, orang yang berusia 20 tahun akan mengalami kecemasan terhadap hal apa saja yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan di masa depan. Iya betul, gua lagi ngalamin itu saat ini. Kalo yang kenal sama gua pasti tau ketertarikan gua akan hal yang berbau motivasi, kebijaksanaan, dan quotes tentang kehidupan, dan dalam merumuskan hal apa yang harus dilakukan kedepannya gua terjebak di antara cara praktikal dan cara rasional (kayak perdebatan yang terjadi di filsafat). Cara praktikal itu kayak aliran empirisme, yang ketika kita ingin mendapatkan sebuah ilmu kita harus merasakannya langsung, landasannya adalah pengalaman. Sedangkan cara rasional itu kayak aliran rasionalisme, yang bisa mendapatkan sebuah pemahaman melalui pemikiran, landasannya adalah pikiran. Dari gua pribadi yang melandasi hal untuk melakukan sebuah hal yang praktikal adalah Gary Vaynerchuck yang selalu mentuhankan kata "hu...

Snapgram VS Feed Instagram

Image
Perlu diketahui bahwa fitur snapgram sebenarnya tidak ada pada awal pembuatan Instagram. Fitur ini adalah semacam bentuk dominasi dari si pembuat Instagram terhadap Snapchat. Dan sekarang Instagram juga mengeluarkan fitur "IGTV" yang menurut saya adalah bentuk dominasi/konfrontasi Instagram terhadap YouTube. Snapgram tentu terbilang sukses besar karena banyak orang yang menggunakan fitur ini, tapi berbanding terbalik dengan "IGTV". Tunggu, kenapa jadi ngelantur gini.. Fokus. Yang saya ingin bagikan disini adalah jawaban dari pertanyaan "Dimanakah kita seharusnya mengabadikan momen hidup kita? Feeds atau Snapgram?" Tentu saya akan menjawab dengan sangat tegas bahwa jawabannya adalah FEEDS. Kembali ke fitur awal diciptakannya Instagram adalah sebagai album foto yang dibuat tanpa pengeluaran. Karena kita ngepost, ngasih caption, ngedit, croping, tag orang itu literally free!  "Iya bener sih Ran, tapi snapgram kan lebih mudah nguplo...

Efek Instagram

Image
Akhir-akhir ini saya tertarik dengan penelitian terhadap penggunaan social media, terutama Instagram (IG) (karena di Indonesia mayoritasnya memiliki sosmed ini). Saya pribadi sangat menikmati ketika membuka sosmed ini, tapi tidak semua hal yang dinikmati tidak mempunyai efek samping atau efek negatif. Salah satu efek yang saya alami adalah saya sangat membuang waktu saya untuk melihat profile orang lain dan melihat stories mereka, saya merasa "dihisap" oleh sosmed ini.  Dan itulah yang merupakan bahaya sosmed di zaman sekarang, kita membuka sosmed tanpa niatan dan kita membiarkan sosmed ini mengarahkan kita (dengan algoritmanya) kepada hal-hal yang pada awalnya kita tidak ingin lihat. "Bingung mau ngapain, buka IG aja ah dan liat trending topiknya atau liat stories sampe abis, atau liat feed sampe dapet tulisan 'you've already caught up' ", ketika saya menyadari hal ini, saya ketakutan (ini jujur tapi no drama).  Mungkin di atas adalah ...

5 Resources We Should Aware of

Image
Lately, I've been tired of facing my day, every day.  Because of the tiredness in my everyday life, I need to define what is the true resources we have. Starting from search it in google, scientific research, and podcast. And finally, I found it on the Minimalists podcast on episode 145. They say the main resources we have in accordance with the order are shortened to STEAM: S for Skills T for Time E for Energy A for Attention M for Money People nowadays often abbreviating it to MEATS, they always believe Money is the main resources.  Take a deep breath and think, is money the main resources in your life? ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Belakangan ini, aku lelah menghadapi hariku, setiap hari. Karena kelelahan dalam kehidupan sehari-hariku, aku perlu mendefinisikan apa sumber daya sejati yang kita miliki. Mulai dari pencarian di google, penelitian ilmiah, dan b...

Patience in Modern Life

Image
pa·tience / ˈpāSHəns/   the capacity to accept or tolerate delay, trouble, or suffering without getting angry or upset. Let me start this post with my experience with these amazing 28 people. they just amazing. To be in that environment, it triggering me to discuss everything about our job detailly and also find the solution to some problem. We have a meeting like every day in a week (continuously), some of us got sick, but it never let our excitement down.  In short, we have a day (in a weekend) to scaling the overall score of what we observe. When we heard about it, we always said like "can we just do it in other time?" etc, but then two of us have a fantastic idea to eliminate this event but we gonna get the same result of it. My two amazing friend called Sabas and Muthe , they have this idea to use the Google Form not only for put the score, but also analyze it! At first, we really excited and pretty sure we gonna make this idea work, but later it won't ...

The Art of Living by Erich Fromm

Image
liv·ing -/ ˈliviNG/- "an income sufficient to live on or the means of earning it." We always have the time to practice whatever we want (though there are things we have to do at the time). In one of my spare times, I searched for some videos, writings or podcasts (I was someone who cared about anything that could improve personal productivity), a short story on one of the podcasts I listened to, the guest saying " Human doing , not a human being  ". The sentence is always ringing in my mind and I to type a sentence on the internet. And the outcome says that it is an expression for people today. Doing what it means is doing something is interpreted as a human tendency to always work regardless of cycle (in that sentence).  The Being and Doing words are there at the right time (maybe this is very attached to me), but I will add the words I want for the middle term (and this time is when part of you wants to be very free from everything that related ...

"Phone that Made Me Living Intentionally"

Image
"in·ten·tion·al·ly / inˈtenSH(ə)nəlē/ is an  adverb meaning  deliberately; on purpose." Does everything we bought or we have right now is the things we really need? Does the apps in our phone is something if we don't have it then we gonna die or suffering in our life? Let's take a step back for a while. It's all started when I got an internship at my faculty, and I have to contact clients with that phone. At first, I absolutely struggle with it because I always use a smartphone which has a lot of keyboards. But because of that phone, I feel so much productive at the other side. Why? Because when I have a task like a call or text some client, I just do that, not doing other stuff like check my Instagram or Facebook. I just get into it. And then right after I finish the first task, I feel have so many times to do what I want. For not having any distractions in that phone, I really get into things that I want to do, to living the life that I want, to a...

"This is What I Knew About Productivity"

Image
"pro·duc·tiv·i·ty -/ ˌprōˌdəkˈtivədē,ˌprädəkˈtivədē/- Is  the state or quality of producing something, especially crops." Pada salah satu  video , saya menyebutkan bahwa saya adalah seseorang yang memiliki minat pada bidang hacking productivity. Saya memiliki pemikiran bahwa produktif adalah suatu hal yang sangat "keren" dan menyenangkan, tapi menjadi seseorang yang produktif sangat sulit karena bukan hanya kemauan yang harus terlibat, tapi salah satunya ada kreativitas, pengetahuan, dan mungkin relasi.  Baru-baru ini saya membaca buku The Art of Living yang ditulis oleh Erich Fromm yang merupakan salah satu tokoh psikologi besar, mungkin alasan saya membeli buku ini adalah karena saya pada dasarnya adalah mahasiswa jurusan psikologi. Dalam buku ini ada salah satu bagian yang membuat saya sangat terfokus sekaligus senang membacanya, bagian itu berjudul "Menjadi dan Produktivitas (Being and Productivity) ". Erich Fromm mendefinisikan produkti...

"Same but Different? This is What I Knew About Efficiency and Effectivity."

Image
" ef·fi·cien·cy -/ əˈfiSHənsē/- is  the state or quality of being efficient. And  ef·fec·tive·ness - /iˈfektivnəs/- is the degree to which something is successful in producing a desired result." Pada satu hari dalam rangkaian liburan, saya memutuskan untuk pergi dengan salah satu teman kuliah saya ke toko buku. Dalam perjalanan kami, tiba-tiba saya mulai menanyakan beberapa hal yang  random , mulai dari memilih apartemen atau rumah jika nanti berkeluarga dan sampai pada satu pertanyaan, "Apa sih bedanya efisien dan efektif?". Tentu teman saya langsung memberikan segala penjelasannya, dengan itu saya mengerti beberapa perbedaannya, tapi saya masih kepo  dan memutuskan untuk menggali lebih dalam apa perbedaan antara keduanya melalui internet. Awalnya saya "menyelam" ke KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan menemukan hasil seperti berikut:  Masih sulit untuk dipahami bukan? Lalu saya melanjutkan penyelaman saya dan akhirnya...

"Multitasking is the New Trend, but Why I Choose Not to Follow the Trend."

Image
"/ˈməltēˌtask , ˈməlˌtīˌtask /  :  the performance of   multiple  tasks at one time" Istilah multitasking sangat sering saya dengar akhir-akhir ini, dan bahkan sempat saya lihat dalam sebuah persyaratan pekerjaan bahwa si pelamar diharuskan bisa ber- multitasking . Haruskah? Berlandaskan pertanyaan saya tersebut, saya mulai melakukan riset kecil tentang multitasking  ini. Saya menemukan dalam salah satu buku dan artikel yang sempat saya baca, disitu tertulis bahwa sebenarnya manusia tidak bisa bermultitasking. Loh, kok? Hal ini didukung dengan salah satu hasil penelitian bahwa otak kita tidak bisa melakukan hal tersebut, padahal kita selama ini selalu diyakinkan bahwa kekuatan otak kita sangat luar biasa dan ada mitos yang mengatakan bahwa kita baru hanya menggunakan 10% saja dari 100% fungsi otak kita (Coba tonton film Limitless untuk melihat gambaran jika kita berhasil menggunakan 100% otak kita).  Memang benar otak kita tidak bisa menger...

"When you have an options, what will you choose?"

Image
"We never know what's the answer, and that's the beauty of life." Jika anda diberikan pilihan, hanya dua pilihan, apakah anda semakin bingung atau semakin dimudahkan dalam memilih? Saya banyak melihat orang ketika mereka memiliki banyak pilihan mereka pasti akan kebingungan untuk menentukan mana yang terbaik untuk diri mereka. Tapi bagaimana kita menyikapi kebingungan akan banyak pilihan yang tersedia tersebut? Saya pribadi berpendapat, bahwa apapun pilihan yang anda buat, jangan pernah berkata "Harusnya saya memilih pilihan yang lain.". Mengapa? Karena sebenarnya, kita tidak akan pernah tau hasil atau apa yang akan terjadi ketika kita memilih pilihan yang lain. Saya akan ulangi, kita sebenarnya tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi ketika memilih pilihan yang tidak kita pilih. Saya pribadi memiliki keyakinan bahwa apapun pilihan yang kita pilih, itulah cara kita belajar atau "menyesuaikan" diri untuk impian yang hendak kita capai....

"Discipline equal freedom. Why?"

Image
"You don't need motivation, you just need discipline." Kebebasan? Apakah dengan kebebasan anda bisa lebih merasa bahagia? Tokoh-tokoh eksistensialisme berpendapat sebaliknya. Para tokoh eksistensialisme mengatakan bahwa kebebasan tidaklah sesuatu hal yang membuat manusia bahagia, karena dengan kebebasan muncul berbagai macam pilihan tiada batas, dan ketika ada pilihan maka kita harus memilih, dengan memilih dari pilihan-pilihan yang tidak terbatas tersebut pasti akan banyak pertimbangan dalam diri kita untuk memilih beberapa pilihan, maka kita akan merasa bingung atau gelisah atau cemas. Jadi kebebasan akan menghasilkan kecemasan, setuju? Jocko merupakan salah satu mantan anggota NAVY SEAL , ia membuat sebuah podcast yang membahas tentang kepemimpinan, disiplin, dan ilmu bela diri. Salah satu judul podcast yang menarik perhatian saya adalah "Discipline equal freedom" (cek disini ), Jocko diundang oleh Tim Ferriss untuk hadir dalam podcastnya dan membah...

"Why we need to 'mingle'?"

Image
"Basically, we are an animal. Social animal." "Mingle" yang bisa saya definisikan secara pribadi adalah proses bersosialisasi dengan orang lain yang dilakukan secara terpaksa. "Secara terpaksa berarti ga baik dong?" Tidak, karena menurut saya pribadi proses "mingle" ini adalah salah satu cara yang tepat untuk kita bersosialisasi, bisa saya katakan sebagai cara bersosialisasi yang lebih modern.  Selain untuk bersosialisasi, cara "mingle" ini juga menjadi salah satu cara untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruk yang didasari dengan prasangka atau penilaian terhadap ras,agama, dan orientasi seksual. Saya tadi baru saja meilhat channel yang sedang membahas mengapa di dalam diri manusia ada perilaku menjelek-jelekan kelompok lain, atau biasa kita kenal dengan rasisme. Singkat cerita, ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa kita akan cenderung menolong orang lain ketika kita sudah mengenal dia atau memiliki pengalaman yang baik ...

"Quantity or Quality? Which one is the best?"

Image
"Creativity is just connecting things" Kuantitas atau kualitas? Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan mendasar yang menurut saya pribadi cukup sulit dijawab, karena jawaban dari pertanyaan ini akan mempengaruhi anda dalam menjalani hidup kedepannya. Dengan keadaan saya sekarang sebagai mahasiswa, tidak dapat dipungkiri bahwa saya lebih memilih ke arah kuantitas. Contohnya ketika memilih makanan, teman saya pasti selalu bertanya "Mau makan kenyang atau makan sehat?" Tapi prinsip ini tidak berlaku ke bidang lain. Dengan mensiasati konsep bahwa kuantitas memiliki tingkat higienis yang kurang (makanan), saya memiliki pemikiran bahwa dengan olahraga yang cukup maka tubuh saya juga akan tetapi sehat. Sehingga mindset saya ketika memilih ke arah kuantitas adalah bagaimana kuantitas itu bisa tetap menjaga kualitas pribadi kita, bagaimana kita mengolah makanan yang tingkat kehigienisannya kurang menjadi bermanfaat untuk diri kita.  Tapi, menurut saya pribadi...