Cukup.
Baru selesai melakukan silaturahmi di kampung halaman Ibu (Klaten, desa Manisrenggo) hari ini, lalu menemukan air gelas yang unik ini (gambar diatas).
Kecil, minimalis, pas. Entah kenapa kebayang kalo cewek yang ngeliat ini bakal bilang:
"Ih, lucu banget."
Tentu kita terbiasa membayangkan air gelas itu dengan air yang berisi 240ml, bukan 150ml.
Jadi banyak pilihannya bukan? Ada yang 150ml, 240ml, 330ml, 600ml, dan seterusnya.
Dengan banyak pilihan tersebut, menjadi sangat penting bagi kita untuk mendefinisikan kata "cukup". Nantinya, bisa aku pastikan definisi tersebut sangatlah bersifat subjektif. Definisi yang hanya bisa kamu terima, yang mungkin orang lain tidak setuju.
Ketika kita memilih untuk meminum yang 240ml, malah sisa dan mubazir; yang 150ml, kedikitan dan malah ingin beli lebih.
Hal ini seperti "fenomena Indomie": Makan satu indomie kurang kenyang, tapi kalo makan dua indomie kekenyangan.
Makanya, temanku sampai mengeluarkan suatu pernyataan yang cukup menarik. Berikut dia bilang:
"Manusia itu gak akan pernah ngerasa puas dan cukup, pernahnya ngerasa bosen."Apakah kamu termasuk manusia yang dibilang temanku?😅
Comments
Post a Comment